SEJARAH
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Sejarah perkembangan Teknologi Pendidikan telah berlangsung dari waktu yang
lama sekali, banyak pendapat dan kejadian sejarah yang mendasari awal
perkembangan Teknologi Pendidikan, terutama yang berkaitan dengan perkembangan instruksional.
Untuk itu penulis mencoba sedikit menguraikan kembali sekelumit hal yang
berkaitan dengan sejarah perkembangan Teknologi Pendidikan ( pengajaran dan
intruksional ). Sejarah
perkembangan teknologi pendidikan menjadi sangat singkat jika dihitung
bagaimana jabatan dan pola pikir tlah dibawa bersama sama untuk menciptakan
bidang galian dari teknologi pendidikan . peserta didik dari teknologi
pendidikan sepanjang tahun 1960 pada umumnya mengikuti salah satu dari dua
jalur berikut yaitu pendekatan Audio Visual atau belajar terprogram yang masing
masing telah dihubungkan dengan sejumlah kerangka konseptual, adopsi praktis
dari kegitan mereka, pelatihan dan kepribadian mereka.
Bagaimana gerakan terbentuknya teknologi pendidikan dimulai oleh salah satu
pakar yaitu Dr. James Finn, yang pada saat itu menjadi kepala devisi pendidikan
audio visual (DAVI), salah stu tulisan Finn yang terkenal adalah tentang
Teknologi dan Proses Pembelajaran. argument utamanya adalah bahwa dalam banyak
bidang, masyarakat Amerika Utara telah diubah oleh teknologi dan teknologi itu
tak bisa diacuhkan pengaruhnya terhadap pendidikan, cepat atau lambat.
Pada waktu itu dua kecendrungan utama yang dapat membedakan tetapi mereka
mengalirkan pada arah kebalikan, yaitu : yang pertama adalah kecendrungan ke
arah pembelajaran teknologi masa , seperti dngan mencotohkan keunggulan
televisi. Dan yang kedua adalah kecendrungan ke arah individualisme.
Teknologi Pendidikan muncul sebagai bidang studi dan kategori jabatan baru
pada tahun 1960, tetapi sebelum itu banyak peristiwa sejarah yan menajad dasar
dari sebuah pondasi teknologi pendidikan secara keseluruhan. Seperti psejaran
perkembangan Instruksional atau pengajaran. Disinni penulis akan menuliskan
lebih lanjut mengenai sejarag perkembangan tersebut, menyangkut perkembangan
Teknologi Instruksional, terdapat beberapa pendapat mengenai hal tersebut,
mereka membaginya ke dalama beberapa priode, di antaranya :
a.
Periode 1932 – 1959
Brown (1984) membahas penjelasan yang dikemukakan
Seattler sekitar perkembangan teknologi instruksional. Seattler mengemukakan
bahwa teknologi instruksional memiliki dua landasan filosofis dan teoritis yang
sangat berbeda, yaitu; physical science dan yang kedua behavior sicence.
Seattler menjelaskan bahwa konsep ilmu pengetahuan alam tentang teknologi instruksional biasanya berarti penggunaan ilmu pengetahuan alam dan teknologi rekayasa, seperti projektor, tape recorder, televisi dan teaching mekanik untuk menyajikan sekolompok materi instruksional., cirinya adalah bahwa konsep ini memandang berbagai media sebagai pembantu untuk mengajar dan berkecendrungan untu lebih memperhatikan alat dan prosedur dari pada memperhatikan perbedaan individual siswa atau materi pelajaran.
Gagasan yang paling berpengaruh dan berakar pada konsep imu pengetahuan alam tentang teknologi instruksional ialah memasukkan material (audio visual) dan mesin (proyektor atau gambar hidup. dan mesin (proyektor atau gambar hidup).
Seattler menjelaskan bahwa konsep ilmu pengetahuan alam tentang teknologi instruksional biasanya berarti penggunaan ilmu pengetahuan alam dan teknologi rekayasa, seperti projektor, tape recorder, televisi dan teaching mekanik untuk menyajikan sekolompok materi instruksional., cirinya adalah bahwa konsep ini memandang berbagai media sebagai pembantu untuk mengajar dan berkecendrungan untu lebih memperhatikan alat dan prosedur dari pada memperhatikan perbedaan individual siswa atau materi pelajaran.
Gagasan yang paling berpengaruh dan berakar pada konsep imu pengetahuan alam tentang teknologi instruksional ialah memasukkan material (audio visual) dan mesin (proyektor atau gambar hidup. dan mesin (proyektor atau gambar hidup).
b.
Periode 1960 – 1969.
Beberapa kejadian memberikan masukan terhadap prgeseran
teoritis secara besar besaran berkenan dengan teknologi intruksional pada akhir
tahun 1950 dan awal 1960an, terutama peritiwa peluncuran sputnik pada tahun
1957 yang mencengangkan dunia. Akibat dari itu, terutama di Amerika, sekolah
dikritik karena kegagalannya mengjarkan science dan matematika dalam kapaitas
yang cukup. Karena itu tekanan lebih di alamatkan kepada teknologi
instruksional, akibatnya terdapat dua konstruk teoritis muncul secar bersamaan
yang mempengaruhi lapangan teknologi instruksional. Pertama yaitu pengaruh yang
kuat dari aliran behaviorisme terhadap semua pendekatan belajar dan yang kedua
adalah pendekatan sistem sistem yang datang dari teknik mesin dan teknologi.
Gerakan yang berbeda ini akhirnya melahirkan dan saling melengkapi yang disebut
dengan Pengajaran Terprogram. Gerakan kaum behavioris melahirkan pegembangan
tujuan behavioral, karena diperlukan perumusan tingkah laju lebih lanjut dalam
merancang sebuah proses pembelajaran.
c.
Periode 1970 – 1983.
Mendekati akhir tahun 1970, muncul kembali pendekatan
kognitif dalam pembelajaran. Banyak ahli pikologi yang mengsulakan hal
tersebut, salah satunya Wittrock.menurutnya penekatan kognitif berimplikasi
bahwa belajar dan pengajaran secara ilmiah akan lebih produktif bila dipelajari
sebagai sesuatu yang bersifat internal, yakni suatu proses kognitif
berperantara dari pada sebagai produk langsung dari lingungan , orang atau
fktor eksternal lainnya.
d.
Periode 1983 – muthakir.
Pada masa ini berlangsung kekacau balauan akibat
pertengan dari landasan teoritik teknologi instruksional. Perbedaan pendapat
ini terutama dialamatkan kepada para perintis audio Visual. Seperti Salomon,
yang menganggap audio visual itu sebagai agen informasi dan bukan sebagai
stimulus yang langsung untuk respon tertentu. Lebih lanjut mereka berpendapat
bahwa media tidak lebih dari kendaraan yang menganku para ahli ke konfrensi
pemecahan masalah dan memberi sumbangan terhadappemahaman para ahli tentang
masalah tersebut.
Lebih lanjut dari itu sejarah perkembangan Teknologi Pendidikan tidak hanya terbatas pada hal tersebut saja, kita tidak bisa begitu saja melepaskan kaitannya dengan sejarah perkembangan Teknologi Pengajaran. Beberapa para ahli menyebutnya demikian dan mereka menjelaskan perkembangan teknologi pembelajaran ke dalam beberapa masa sejarah, diantaranya :
Lebih lanjut dari itu sejarah perkembangan Teknologi Pendidikan tidak hanya terbatas pada hal tersebut saja, kita tidak bisa begitu saja melepaskan kaitannya dengan sejarah perkembangan Teknologi Pengajaran. Beberapa para ahli menyebutnya demikian dan mereka menjelaskan perkembangan teknologi pembelajaran ke dalam beberapa masa sejarah, diantaranya :
1)
Metode Kaum Sofi.
Perkembangan dari berbagai metoda pengajaran merupakan
tanda lahirnya teknologi pengajaran yang dikenal saat ini. Beberapa pendidik
pada masa lampau, yaitu golongan Sofi di Yunani, para ahli pendidikan memandang
menduga kaum Sofi merupakan kaum teknologi pengajaran yang pertama. Mereka
menyampaikan pelajaran dengan berbagai cara dan teknik . mula mula mereka
menyampaikan bahan pelajaran yang telah disampaikan secara matang, kemudian
mereka melanjutkan dengan perdebatan yang dilakukan dengan secara bebas, pada
saat itulah proses kegiatan belajar itu berlangsung. Kemudian jika ada minat
dari mayarakat untuk belajar, akan dibuat kontrak dan untuk kemudian menjadi
sistem tutor.
Pandangan ajaran kaum Sofi didasarkan atas;
a)
Bahwa manusia itu berkembang secara evolusi. Seorang
dapat berkembang dengan teratur tahap demi tahap menuju kepada peradaban yang
lebih tinggi. Melalui teknologilah permbeelajaran dapat diarahkan secara efektif.
b)
Bahwa proses evaluasi itu berlagsung terus, terutama
aspk-aspek moral dan hukum.
c)
Sejarah dipandang sebagai gerak perkembangan yang bersifat
evousi berkelanjutan.
d)
Demokrasi dan persamaan sebagai sikap masyarakat
merupakan kaidah umum.
e)
Bahwa asas teori pengetahuan bersifat progresif,
pragmatis, empiris dan behavioristik.
Gagasan kaum Sofi ini cukup banyak mempengaruhi kurikulum di Eropa, misalnya penggunaan retorika, dialektika, dan gramar sebagai materi utama dalam quadrivium dan trivium.
Gagasan kaum Sofi ini cukup banyak mempengaruhi kurikulum di Eropa, misalnya penggunaan retorika, dialektika, dan gramar sebagai materi utama dalam quadrivium dan trivium.
2)
Metode Socrates
Bentuk pengajaran lebih ke dalam bentuk berfilsfat,
metode yang dipakan disebut dengan Maieutik atau menguraikan, yng sekarang
dikenal dengan nama metoda inkuiri. Pelaksanaanny berlangung dengan cara take
and give of conversation. Dengan cara memberikan pertanyaan yang mengarah
kepada suatu masalah tertentu. Pada dasarnya Socrates mengajarkan tentang
mencari pengertian, yaitu suatu bentuk tetap dari sesuatu.
3)
Metode Abelard.
Metode Abelard ini berlangsung pada masa pemerintahan
Karel Agung di Eropa. Metoda yang di pakai bertujuan untuk membentuk kelmpok
pro dan kontra terhadap suatu materi. Guru tidak memberikan jawaban final
tetapi siswalah yang akan menyimpulka jawaban itu sendiri. Metoda ini biasa
disebut dengan ‘ Sic et Non’ atau setuju atau tidak.
4)
Metoda Lancaster
Metoda Lancerter ini dalam bentuk sistem Monitoring
yang merupakan bentuk pengajaran yang unik, meliputi pengorganisasian kelas,
materi pelajaran sesuai dengan rencanannya yang meningkat dan dikelola secara
ekonomis. Lancaster mempelajari konstruksi kelas kusus yang dapat
mendayagunakan secara efektif penggunaan media pengajaran dan pengelompokan
siswa. Dalam sistem pengajaran Lacaster, pemakaian media pengajaran masih
sederhana. Seperti penggunaan pasir dalam melatih siswa menulis.
5)
Metoda Pestalozi.
Pengamatan pada alam merupakan landasan utama dari
proses daktiknya. Pengetahuan bermula dari adanya pengamatan , dan pengamatan
menimbulkan pengertian, selanjutnya pengertian yang bari itu menimbulkan
pengertian yang selanjutnya pengertiaan tersebut bergabung dengan yang lama
untuk menjadi sebuah pengetahuan. Dan dapt dikatakan bahwa perintisan ke arah
peendayagunaan perangkat keras ata hardware sebenarnya telah dimulai pada masa
Pestazoli ini, seperti penciptaan papan aritmatik yang terbagi dalam kotak
kotak yang di setiap kotaknya diberi garis-garis yang secara keseluruhan
berjumlah 100 kotak kecil. Selain itu Pestalozi juga menciptakan stylabaries
untuk melatih siswanya dalam mempelajri angka, bentuk, posisi dan warna disain.
6)
Metoda Froebel.
Metode Froebel didasarkan kepada metodologi dan
pandangan filsafafnya yang intinya mengatakan bahwa pendidkan masa kanak kanak
merupakan hal paling penting untuk keseluruhan kehidupnnya. Karena itulah
Froebel mendikrikan Kindergarten atau yang lebih dikenal dengan Taman Kanak –
kanak. Metoda pengajaran Kindergasten dari Froebel meliputi kegiatan berikuti :
a. Bermain dan bernyanyi
a. Bermain dan bernyanyi
b. Membentuk
dengan melakukan kegiatan.
c. Grift dan Occupation.
7)
Metoda Friedrich Herbart.
Praktek pendidikan Herbert terlihat adanya pengaruh
Freobert terutama pada aspek pengembangan moral sebagai tujuan utama
pendidikan. Metoda instruksionalnya didasarkan kepada ilmu jiwa yang
sistematis. Dengan demikian siswa secara pikologis dibentuk oleh gagasan yang
datang dari luar.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking